Manfaat Menabung Rutin

Kemajuan media sosial saat ini yang semakin memudahkan siapapun untuk berbagi cerita dan foto kepada dunia, bahkan kepada orang yang tidak kita kenal, mengakibatkan terbentuknya kebiasaan “flexing” dan akhirnya membuat kegiatan menabung semakin lama semakin ditinggalkan oleh masyarakat kita. Jika jaman dulu kita diajarkan untuk menyisihkan uang saku kita sebagian di celengan, maka saat ini yang ada justru terbentuk budaya meminjam uang untuk hal-hal yang tidak penting lalu masalah pembayarannya dipikir belakangan. Mudahnya proses pinjam-meminjam uang melalui pinjol (baik legal maupun ilegal) turut menstimulasi kebiasan masyarakat untuk pandai berhutang, bukan sebaliknya pandai menyimpan dan mengelola uang.

 

Sebenarnya banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari menabung rutin, bukan hanya dari sisi finansial, juga dari sisi pembentukan karakter. Menabung rutin tidak hanya membentuk suatu kebiasaan untuk disiplin terhadap satu tujuan tertentu dan tidak tergoyahkan oleh hal-hal yang kurang relevan, tapi juga membantu kita untuk lebih menghargai uang hasil kerja keras kita, memberi contoh yang positif kepada anak dan keluarga, serta menempa mental untuk belajar menerima hasil (di akhir) atas apa yang telah kita kerjakan (di awal) – bukan sebaliknya.

 

Kita coba ulas manfaat menabung rutin di artikel ini. Kita ilustrasikan saja kakak Ade yang saat ini berusia 12 tahun dan biasanya memperoleh uang saku dari orang tuanya sebesar Rp.500.000 per bulan. Kakak Ade telah membiasakan diri untuk menyisihkan Rp.300.000 dari uang saku ini dalam sebuah rekening tabungan yang menghasilkan bunga 4% per tahun. Kakak Ade berharap dalam 15 tahun dari sekarang (yakni ketika dia berusia 27 tahun) dana yang terkumpul akan cukup digunakan sebagai uang muka pembelian rumah tinggal untuk keluarga kecilnya.

 

Dengan asumsi suku bunga dan nominal yang ditabung setiap bulannya tidak berubah, maka di akhir bulan ke-180 kakak Ade akan memiliki total dana sebesar Rp.69.474.755 (garis orange). Jika dibandingkan dengan total dana yang telah disetorkan, yakni Rp.300.000 x 180 bulan = Rp.54.000.000 (garis biru), maka uang kakak Ade telah tumbuh sebesar Rp.15.474.755 selama kurun waktu 15 tahun tersebut.

Berikut adalah beberapa skenario saldo dengan jangka waktu, suku bunga, dan nominal setoran yang berbeda-beda:

1. Estimasi saldo apabila jangka waktu berbeda (nominal setoran = Rp.300.000 per bulan)

2. Estimasi saldo apabila suku bunga berubah (jangka waktu = 15 tahun)

3. Estimasi saldo apabila nominal setoran berbeda (jangka waktu = 15 tahun)

Tentunya hal ini tidak dapat dijadikan patokan karena ketika kakak Ade bertumbuh dewasa, tentunya penghasilannya akan semakin meningkat dan jumlah setoran bulanannya pun dapat ditingkatkan lagi. Selain itu, kakak Ade juga bisa memisahkan sebagian dana yang telah tersimpan di rekening tabungan tersebut ke rekening deposito, dimana biasanya deposito memberikan bunga +1% hingga +2% di atas suku bunga tabungan. Dampak dari perubahan atas jumlah setoran dan suku bunga terhadap hasil akhir simpanan terlihat jelas pada tabel di atas.

 

BPR Indra sebagai salah satu Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang selalu berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat agar dapat mengelola keuangan dengan lebih cerdas dan bijak, telah memiliki sebuah produk simpanan yang dinamakan Tabungan Mapan (Masa Depan) untuk mendukung tekad kakak Ade agar bisa lebih mandiri dan disiplin mengelola keuangannya. Dengan Tabungan Mapan, kakak Ade memiliki fleksibilitas menentukan jumlah dana yang akan disetorkan setiap bulannya, dan angkanya pun dapat disesuaikan setiap saat sesuai kemampuan kakak Ade. Dengan suku bunga yang sangat menarik, fasilitas auto-debet dari rekening induk, dan bebas biaya administrasi bulanan membuat Tabungan Mapan menjadi salah satu opsi terbaik yang kakak Ade bisa dapatkan.

 

Jadi, yuk mulai menabung rutin sejak dini. Berani berkomitmen, karena berapa pun jumlahnya tetap lebih baik daripada tidak sama sekali.

Open Chat