Mengenal Suku Bunga Kredit

Buat Anda yang masih awam dengan dunia keuangan, tentunya kadang menjadi bingung melihat perbedaan suku bunga dan cara perhitungan angsuran yang disajikan oleh fintech, koperasi, LPD, pinjaman online, maupun bank. Terdapat 4 sistem pembayaran angsuran yang paling umum digunakan oleh berbagai Lembaga Jasa Keuangan (LJK) di Indonesia yang perlu kamu pahami, sehingga tidak terjebak oleh iming-iming cicilan ringan namun setelah dijumlahkan hingga lunas, ternyata total angsuran yang Anda bayarkan menjadi luar biasa besar. Yuk kita kupas satu persatu.

1. Bunga Menetap (Flat)

Sistem perhitungan dengan bunga menetap biasanya lebih tepat digunakan oleh nasabah yang memiliki pendapatan konstan dalam kurun waktu tertentu, misalnya: pegawai. Jadi dengan sistem ini, nasabah akan membayar angsuran dengan jumlah yang terus sama hingga lunas, sehingga memudahkannya untuk mengingat kewajiban jumlah angsuran setiap bulannya.

Yuk kita ilustrasikan dengan contoh. Misal Ibu Tri hendak mencicil sebuah smartphone seharga Rp.5 juta melalui fintech tertentu dengan jangka waktu 24 bulan. Dengan sistem bunga menetap, perusahaan fintech memberikan suku bunga menetap 1,25% per bulan atau 15% per tahun, dan Ibu Tri akan memperoleh tabel angsuran sebagai berikut:

Tabel Flat

Seperti yang ditunjukan pada tabel di atas, angsuran itu sendiri terbagi menjadi 2 komponen, yakni pokok dan bunga. Dengan sistem bunga menetap, kedua komponen tersebut akan memiliki nilai yang sama dari bulan ke-1 hingga bulan ke-24, dan pelunasan kreditnya sendiri baru dapat dilakukan di bulan ke-24. Kelemahan dari sistem ini adalah nasabah tidak memiliki fleksibilitas untuk melunasi kreditnya sewaktu-waktu apabila nasabah ketiban rejeki (atau bonus) dan hendak melunasi kreditnya sebelum tanggal jatuh tempo.

Beberapa perusahaan dapat memberikan opsi untuk pelunasan mendahului (sebelum bulan ke-24), namun nasabah akan dikenakan penalti yang bervariasi atau bahkan diwajibkan untuk melunasi seluruh angsurannya secara penuh hingga perhitungan bulan ke-24. Nasabah harus menanyakan hal ini sebelum memutuskan untuk menggunakan sistem bunga menetap.

Bagaimana cara menghitung angsuran dengan sistem bunga menetap? Untuk menghitung nominal angsuran, kita harus pertama-tama menghitung angsuran pokok dan angsuran bunga per bulannya dengan rumus berikut:

dimana:

L = Plafon pinjaman

T = Jangka waktu pinjaman (bulan)

PF = Suku bunga pinjaman menetap per tahun

Dalam kasus Ibu Tri di atas, maka dapat dihitung menggunakan rumus yang tersedia:

Simulasi perhitungan pinjaman dengan sistem bunga menetap dapat dibuka di link berikut:

https://www.simulasikredit.com/simulasi_bunga_tetap.php

2. Bunga Menurun (Efektif)

Sistem bunga menurun atau yang sering disebut dengan bunga efektif adalah sistem perhitungan angsuran kredit yang memberikan fleksibilitas kepada nasabah untuk melunasi kreditnya sebelum tanggal jatuh tempo dengan hanya membayar bunga terhadap sisa pokoknya yang terakhir. Sistem ini lebih tepat digunakan oleh nasabah yang tidak memiliki pendapatan bulanan dengan jumlah yang pasti, sehingga kapanpun dapat mengurangi/menambahkan angsuran pokoknya sesuai dengan kemampuannya. Wiraswasta yang memiliki usaha sendiri lebih tepat menggunakan sistem ini.

Yuk kita ilustrasikan dengan contoh yang sama, yakni Ibu Tri. Dengan nilai pinjaman Rp.5 juta untuk 24 bulan dan dihitung menggunakan sistem bunga menurun dengan suku bunga 2,4% per bulan atau 28,8% per tahun, maka tabel angsuran untuk Ibu Tri dapat dilihat berikut ini:

Tabel Efektif

Jika dibandingkan dengan sistem bunga menetap, maka dapat dilihat perbedaan pada pola pembayaran angsuran pokok dan angsuran bunga per bulannya. Di sistem bunga menurun, pokok akan memiliki nilai yang sama hingga akhir periode yaitu Rp.208.333, sedangkan bunganya akan menurun seiring dengan turunnya sisa pokok akibat pembayaran pokok setiap bulannya. Walaupun pola pembayaran ini memiliki perbedaan satu sama lainnya, namun jika seluruh pembayaran bunga ini dijumlahkan, maka nilainya akan sama persis dengan total bunga di sistem bunga menetap.

Angsuran bulanan di sistem bunga menurun tetap terbagi menjadi 2 komponen, yakni angsuran pokok dan angsuran bunga. Cara perhitungan masing-masing komponen ini dapat dijabarkan berikut ini:

dimana:

L = Pokok pinjaman

T = Jangka waktu pinjaman (bulan)

PM = Suku bunga pinjaman efektif per tahun

Dalam kasus Ibu Tri di atas, maka dapat dihitung menggunakan rumus yang tersedia:

Lalu antara sistem bunga menetap dan bunga menurun, mana yang lebih menguntungkan? Tentunya relatif, disesuaikan dengan pola pendapatan keluarga, misalnya apakah ada peluang untuk memperoleh pendapatan tambahan di luar dari gaji bulanan. Jika ada kemungkinan nasabah dapat melunasi sisa pinjaman sebelum tanggal jatuh tempo, maka sebaiknya sistem bunga menurun yang dipilih agar nasabah dapat menghemat total bunga yang harus dibayarkan selama periode kredit.

Angsuran dengan sistem bunga menurun dapat disimulasikan di link berikut ini: https://www.simulasikredit.com/simulasi_bunga_efektif.php

3. Bunga Anuitas

Sistem bunga anuitas memiliki kemiripan dengan sistem bunga menurun, dimana angsuran bunga per bulannya dihitung dari sisa pokok pinjaman. Yang membedakan dengan sistem bunga menurun adalah angsuran per bulannya yang selalu sama hingga akhir periode kredit. Sistem bunga anuitas biasanya sering digunakan di bank karena memudahkan nasabah untuk mengingat nominal angsurannya setiap bulannya, namun tetap memiliki fleksibilitas untuk dapat dilunasi sewaktu-waktu. Sistem ini dianjurkan digunakan oleh nasabah yang berpendapatan tetap maupun tidak tetap, seperti wiraswasta.

Dengan contoh kasus yang sama, yakni Ibu Tri, yuk kita lihat bagaimana model angsuran smartphone Ibu Tri jika dihitung menggunakan sistem bunga anuitas. Dengan nilai pinjaman tetap Rp.5 juta untuk 24 bulan dan dihitung menggunakan sistem bunga anuitas dengan suku bunga 2,215% per bulan atau 26,58% per tahun, maka tabel angsuran untuk Ibu Tri dapat dilihat berikut ini:

Tabel Anuitas

Seperti yang dapat dilihat di tabel di atas, pembayaran angsuran pokok cenderung meningkat setiap bulannya dan angsuran bunga cenderung berkurang, seiring dengan penurunan sisa pokok pinjaman. Dengan sistem bunga anuitas, debitur memiliki keleluasaan membayar angsuran pokok sekaligus untuk beberapa bulan ke depan dan membayar bunga hanya untuk bulan berjalan.

Angsuran dengan sistem bunga anuitas dapat disimulasikan di link berikut ini:

https://www.simulasikredit.com/simulasi_bunga_anuitas.php

4. Bullet Payment

Sistem bullet payment adalah skema pembayaran yang menunda pembayaran pokok pinjaman hingga akhir periode kredit. Setiap bulan nasabah cukup membayar bunga berjalan dan pokok pinjaman akan dilunasi sekaligus di akhir periode kredit. Sistem ini sering digunakan oleh fintech atau bank untuk membiayai nasabah yang memiliki nota pembelian barang yang telah jatuh tempo (invoice financing). Jangka waktu kredit sistem bullet payment ini biasanya di rentang 1-3 bulan saja, dan ketika telah dilunasi, nasabah dapat mengajukan pinjaman ulang dengan menggunakan invoice lainnya yang akan jatuh tempo.

Open Chat